Jumat, 22 April 2011

Napoleon Bonaparte Pun masuk Islam



Siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte, seorang Jendral dan Kaisar Prancis yang tenar kelahiran Ajaccio, Corsica 1769. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari Seratus Tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael H. Hart.
Sebagai seorang yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara Prancis sejak Agustus 1793, seharusnya ia merasa puas dengan segala apa yang telah diperolehnya itu.
Tapi rupanya kemegahan dunia belum bisa memuaskan batinnya, agama yang dianutnya waktu itu ternyata tidak bisa membuat Napoleon Bonaparte merasa tenang dan damai.
Akhirnya pada tanggal 02 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821, Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya dihadapan dunia Internasional.
Apa yang membuat Napoleon ini lebih memilih Islam daripada agama lamanya, Kristen ?
Berikut penuturannya sendiri yang pernah dimuat dimajalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936 terbitan Singapura.
“I read the Bible; Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is there anything more horrible than the story of Lot and his daughters ?”
“The science which proves to us that the earth is not the centre of the celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua stops the sun ! One shall see the stars falling into the sea… I say that of all the suns and planets,…”
“Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi adalah bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat daripada kisah Lut beserta kedua puterinya ?” (Lihat Kejadian 19:30-38)


“Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat tata surya, dan ini merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen. Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat bintang-bintang berjatuhan kedalam laut…. saya katakan, semua matahari dan planet-planet ….”
Selanjutnya Napoleon Bonaparte berkata :
“Religions are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity. Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than ours; the turks also call us idolaters.”
“Agama-agama itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad. Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang terdapat didalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa.”
Selanjutnya :
“Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans.”
“Dengan penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda disetiap ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam.”
Akhirnya ia berkata :
“In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner.”



“Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa pendamping.”
Napoleon Bonaparte mengagumi Al-Quran setelah membandingkan dengan kitab sucinya, Alkitab (Injil). Akhirnya ia menemukan keunggulan-keunggulan Al-Quran daripada Alkitab (Injil), juga semua cerita yang melatar belakanginya.
Referensi :
1. Memoirs of Napoleon Bonaparte by Louis Antoine Fauvelet de Bourrienne edited by R.W. Phipps. Vol. 1 (New York: Charles Scribner’s Sons, 1889) p. 168-169.
http://chnm.gmu.edu/revolution/d/612/
2. ‘Napoleon And Islam’ by C. Cherfils. ISBN: 967-61-0898-7
http://www.shef.ac.uk/~ics/whatis/articles/napoleon.htm
3. Satanic Voices – Ancient and Modern by David M. Pidcock, (1992 ISBN: 1-81012-03-1), it states on page 61, that the then official French Newspaper, Le Moniteur, carried the accounts of his conversion to Islam, in 1798 C.E

Sabtu, 16 April 2011

Keadaan Geografi Kerajaan singasari


A. Sejarah Kerajaan Singosari
Pada abad ke 13 untuk kedua kalinya di Malang berdiri kerajaan baru yang bernama kerajaan Singosari. Pendiri kerajaan ini adalah Ken Arok dengan gelar Sri Rangga Rajasa Sang Amurwabhumi, yang masa pemerintahannya tahun 1222 – 1227.
Menurut kitab Negara Kertagama dan Pararaton dapat diketahui sejarah kehidupan Ken Arok sebelum menjadi raja adalah anak dari rakyat biasa yang berasal dari desa Pangkur. Berkat bantuan Pendeta Loh Gawe, Ken Arok diangkat sebagai anak pungut dan dapat mengabdi kepada seorang Akuwu (setingkat bupati) di tumapel yang bernama Tunggul Ametung. Pada waktu itu Tumapel adalah wilayah bawahan Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Kertajaya. Pada saat mengabdi di Tumapel, Ken Arok tertarik kepada istri Tunggul Ametung yaitu Ken Dedes. Maka dari itu Ken Arok berusaha membunuh Tunggul Ametung sehingga ia bias menggantikannya sebagai akuwu di Tumapel.
Sebagai Akuwu yang baru Ken Arok tidak mau tunduk di bawah kekuasaan kerajaan Kediri. Ken Arok bekerja sama dengan para pendeta yang tidak senang dengan pemerintahan Kertajaya, mereka bertempur melawan raja Kediri dan di desa Ganter Ken Arok dapat mengalahkan Raja Kediri. Dengan kemenangannya itu sejak tahun 1222 Ken Arok menjadi Raja Tumapel dan Kediri. Kedua daerah itu akhirnya disatukan dengan ibu kota tetap di Tumapel yang diberi nama Kuta Raja. Di bawah pemerintahannya kerajaan Singosari menjadi aman dan tenteram. Tahun 1227 Ken Arok mati dibunuh Anusapati (anak Tunggul Ametung) yang mmbalas dendam kematian ayahnya. Sejak itu Singosari dipimpin Anusapati selama 21 tahun (1227-1248). Anusapati dibunuh oleh Toh joyo (anak Ken Arok dari istrinya Ken Umang), yang membalas dendam kematian ayahnya. Masa pemerintahan Toh Joyo hanya beberapa bulan karena ia dibunuh oleh Ranggawuni, anak Anusapati yang membalas dendam atas kematian ayahnya. Pembunuhan demi pembunuhan terus terjadi di kalangan raja-raja Singosari karena balas dendam.
Sepeninggal Toh Joyo, tahun 1248 Ranggawuni naik tahta dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardhana yang memerintah dengan sepupunya bernama Mahesa Cempaka. Tahun 1254 Wisnuwardhana menyerahkan tahta kerajaan pada puteranya yang bernama Kertanegara. Di bawah pemerintahan Kertanegara (1268-1292) kerajaan Singosari mencapai puncak kejayaannya. Kertanegara bercita-cita menjadi penguasa Singosari dan daerah sekitarnya seluas mungkin. Tahun 1292 pada saat melaksanakan upacara Tantrayana, Kertanegara dan tokoh-tokoh penting lainnya gugur karena diserang oleh Jayakatwang dari Kediri. Dengan meninggalnya Kertanegara , maka kerajaan Singosari berakhir. Jenazah Kertanegara dimuliakan di Candi Jawi dan sebagai Budha di Sagala. Kertanegara bersama permaisurinya Bajra Dewi dilambangkan sebagai jiwa dicandikan di Singosari sebagai Bhairawa.

B. Keadaan Alam di daratan tinggi Malang
Kabupaten Malang adalah kabupaten terluas kedua di Jawa Timur setelah Kabupaten Banyuwangi. Sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan. Bagian barat dan barat laut berupa pegunungan, dengan puncaknya Gunung Arjuno (3.339 m) dan Gunung Kawi (2.652 m). Pegunungan ini terdapat mata air Sungai Brantas, sungai terpanjang di Jawa Timur .
Bagian timur merupakan kompleks Pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, dengan puncaknya Gunung Bromo (2.392 m) dan Gunung Semeru (3.676 m). Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa. Kota Malang sendiri terdiri berada di cekungan antara kedua wilayah pegunungan tersebut. Bagian selatan barupa pegunungan dan daratan bergelombang. Dataran rendah di pesisir selatan cukup sempit dan sebagaian besar pantainya berbukit.
Kabupaten Malang memiliki potensi pertanian dengan iklim sejuk. Daerah utara dan timur banyak digunakan untuk perkebunan apel. Daerah pegunungan di barat banyak ditanami sayuran dan menjadi salah satu penghasil sayuran utama di Jawa Timur. Daerah selatan banyak digunakan ditanami tebu dan hortikultura, separti salak dan semangka.
Dataran tinggi Malang tanahnya berwarna coklat tua sampai hampir hitam. Ini menandakan bahwa daerah tersebut di masa lampaunya merupakan suatu danau purba yang kemudian mengalami proses pengeringan menjadi dataran tinggi, setelah airnya dapat dibuang ke luar melalui sungai Brantas yang palungnya mewujudkan dasar dari danau tersebut yang terdalam.
Menurut Mohr danau purba tersebut mula-mula adalah suatu ledokan (terapit oleh lereng-lereng gunung Semeru di sebelah Timur, pegunungan Kidul disebelah Selatannya, Gunung Kawi dan Arjuna di sebelah Baratnya) yang terisi oleh bekuan berbagai tuf dan eflata dari ledakan-ledakan dari gunung berapi tadi.
Menurut Verbeek dan Fennema, para geolog Belanda pada awal abad ini, bahan-bahan lava yang membeku tadi bertumpuk-tumpuk di pinggiran ledokan tadi, sehingga air terhenti dan dengan demikian terbentuklah rawa-rawa yang akhirnya meningkat menjadi suatu danau. Kemudian gunung-gunung api sekeliling tadi masih saja melanjutkan Erupsinya dengan membuang lava dan eflata kedalam ledokan itu sehingga dasarnya terisi dan menjadi makin mendatar untuk berproses untuk menjadi dataran tinggi Malang, setelah airnya dapat diluapkan keluar.
Waktu dalam proses mengeringnya danau itu, muncullah hutan-hutan yang makin meluas dan menyumbangkan lapisan humus tebal kepada tanah yang ada dibawahnya. Setelah dating penduduk dan hutan dibuka untuk pertanian, lambat laun terciptalah dataran tinggi dengan pertanian padi yang maju. Sementara itu curah hujan cukup dan pembagian musim cukup menguntungkan untuk melahirkan daerah pertanian yang makmur seperti Tumampel dan Singhasari dikemudian hari.
Kerajaan Jawa Timur yang akan dibangun tidak dapat dilepaskan dari sumbu perekonomiannya yakni sungai Brantas, yang bermuara ke laut melalui dua muaranya yaitu sungai Porong dan sungai Kencana yang kemudian disebut mas. Delta sungai Brantas ini selalu strategis lokasinya bagi proses berdirinya kekuasaan baru di Jawa Timur, sejak Sindok.

C. Keadaan Geografis Politik Kerajaan Singosari
Sejarah Jawa Timur,terhitung mulai dari Pugatan (perjuangan raja Erlangga sejak awal abad ke 11) sampai Tarik (berdirinya Majapahit pada akhir abad ke 13) tidak dapat diuraikan lepas dari pentingnya sunagi Brantas selain menjadi saksi utama peristiwa-peristiwa histories yang penting, sungai tersebut melatarbelakangi berbagai fakta sejarah di Jawa Timur.
Latar belakang kegiatan politis, sosial ekonomis dan kultural dari kerajaan Panjalu dan Jenggala kemudian Kadiri dan akhirnya Singhasari terletak dalam nilai kombinasinya bagian-bagian aliran sungai Brantas yang melingkar seperti ular itu.
Aliran sungai Brantas dapat dibagi atas tiga bagian:
1.      Hilir atas
Ini menempati dataran tinggi Malang sekarang yang dulunya ditempati oleh wilayah induk Tumampel semenjak akuwu Tunggul Amentung berasal, sampai pada masa bertahtahnya Kertajaya di Kediri (th 1220).
2.      Hilir tengah
Di sinilah terletak kota Daha (Gelang-Gelang, Gelgelang atau Kediri) yang menjadi ibu kota kerajaan Panjalu (1041) untuk kemudian menjadi kerajaan Kediri (1045-1222). Dataran rendah Kediri memanjang dari Selatan ke Utara (persisnya dari Tulungagung sekarang sampai Kertosono dengan diapit oleh tiga gunung yaitu gunung Wilis sebelah Barat, komplek gunung Arjuno-Anjasmoro serta Kawi-Kelud di sebelah Timurnya.
3.      Hilir Bawah
Dataran rendah ini membujur Barat Timur dari Kertosono sampai Delta sungai Brantas. Sebelum sampai awal Delta tersebut, terletak pusat kerajaan Majapahit tak jauh dari Trowulan sekarang di Kabupaten Mojokerto.
Antar Hilir atas dan tengah, ada daerah Blitar sekarang di Lereng Selatan gunung Kelud itu terletak candi Penataran. Meskipun ini tak penting untuk di bahas secara khusus, daerah ini pernah dipotong oleh perbatasan kerajaan Panjalu dengan Jenggala yang mengikuti garis lurus dari Utara ke Selatan melalui puncak gunung Arjuna-Anjasmoro dan Kawi-Kelud untuk terus menuju ke Samudra Hindia. Pada garis itulah terletak Kali Leksa sebagai anak sungai Brantas.
Sungai Brantas pola alirannya melingkar, mata airnya ada di lereng komplek gunung Arjuno-Anjasmoro. Pola melingkar inilah yang melahirkan bagian-bagian Hilir serta Hulunya yang masing-masing menstimulasikan kegiatan-kegiatan ekonomis dan politis pada pemimpin dari abad ke abad. Antara hulu dan Delta sumgai tersebut terletak dataran rendah Pasuruan dan daerah Pelana(Zadelgebied) Lawang sekarang yang pernah ditempati ibu kota kerajaan Singhasari.
Keberadaan Sungai Brantas sangat berpengaruh terhadap kekuatan politik berbagai kerajaan di Jawa Timur tinjauan geografi politik seluruh alirannya dari hulu sampai muara dapat dikuasai oleh satu kerajaan, maka dapatlah kerajaan yang bersangkutan tumbuh menjadi kombinasi negeri agraris-maritim yang ideal. Stuktur ini pernah nyata di zaman Erlangga (1037-1389) dengan pusatnya di Kahuripan. Begitu juga pada jaman Kertanegara (1268 -1389) yang berpusat di Singhasari.
Erlangga membagi wilayah kerajaannya menjadi dua bagian sehingga merugikan masing-masingnya, Panjalu sebagai gudang beras ( hasil dataran rendah kediri dan çlokasinnya di pedalaman Jawa Timur. Janggala menguasai pelabuhan-pelabuhan di Laut Jawa akan tetapi tak menguasai daerah pedalaman secara geografis dan ekonomis.
Pembagian dua yang sial ini akhirnya mengalami perubahan setelah pihak Kediri atau Panjalu berhasil merebut delta sungai Brantas sehingga terbuka baginya untuk mulai mengembangkan suatu kombinasi negeri agraris-maritim yang kemudian dapat melebarkan sayap kegiatannya ke Nusantara bagian Timur, adapun Jenggala makin menyempit ke wilayah Singhasari yang mata pencariannya melulu agraris. Kemudian Kertanegara (1268-1292) mewarisi keadaan yang diciptakan oleh Ranggawuni, tetapi berupa Negara kombinasi yang setengah sempurna.
Pada dasarnya ada dua variasi bentuk kombinasi agraris - maritim, yakni yang sempurna dan setengah sempurna. Yang sempurna dialami pada zaman Erlangga, Kertanegara dan Hayam wuruk artinya seluruh pola aliran sungai Brantas dikuasai secara sempurna. Adapun yang setengah sempurna dapat berupa dua bentuk.
Pertama, di situ hilir tengah (kediri) dan delta-muara sungainya dikuasai oleh satu pimpinan, sebagaimana terjadi antara tahun 1115 dan 1222 ini meliputi pemerintahan raja-raja Kameswara I, Jayabaya, Kameswara II, çrengga dan Kertajaya. Kedua, hanya bagian hilir atas dan bagian delta serta muara sungai Brantas saja yang dikuasai raja, yakni Ranggawuni (1248-1268) Pada masa itu Tumapel – Singhasari sebagai pusat dikuasai tentunya. Ditambah daengan pelabuhan Canggu sebagai pelabuhan dan kunci perdagangan.

Islam Di Italia


Masjid Roma, masjid termegah di italia.

Menurut data statistik resmi Italia, jumlah pendatang diperkirakan meningkat sekitar 34% yaitu sekitar 2.400.000 (Januari 2005) dan ini akan terus berkembang. Di Italia terdapat sekitar 820.000 muslim yang secara turun temurun tinggal secara legal, selebihnya antara 100.000 – 150.000 adalah Muslim pendatang.

Sejumlah pendatang Muslim yang mendapat kewarganegaraan Italia diperkirakan sebesar 30.000 hingga 50.000 sedangkan masyarakat Muslim Italia yang berpindah agama dari Katolik diperkirakan sebesar 10.000 jiwa. Menurut data dari Asosiasi Teolog Kristen Caritas di Italia yang diterima secara luas, sekitar 40% dari jumlah imigran illegal di Italia adalah imigran Muslim illegal.
masjid Milan


Meskipun imigran illegal merupakan minoritas Muslim di Italia, issue-issue Islam yang belakangan hangat dibicarakan seperti terorisme internasional, peristiwa ancaman bom di London, Karikatur Nabi Muhammad di Denmark, kekhilafan Paus Benedictus XVI yang mengutip Islam dan Nabi Muhammad di depan Universitas Ragensburg, Jerman serta Unjuk Rasa di depan KBRI Roma setelah Pemerintah Indonesia mengeksekusi tiga terpidana mati Tibo Cs atas kasus yang terjadi di Poso, masih merupakan hal yang sensitif untuk dibicarakan. Kaum imigran Muslim justru menjadi salah satu hal yang diawasi oleh Pemerintah Italia, terbukti di Masjid Roma pun selalu mendapat pengawasan polisi Italia.

Kasus-kasus Imigran gelap di Italia telah menjadi isu utama dengan dilaporkannya kasus imigran gelap yang memasuki perairan Italia dengan menggunakan perahu (clandestini). Italia selama ini disinyalir belum berhasil mengatasi ratusan clandestini yang memasuki perairan Italia. Perairan Italia yang cukup panjang (sekitar 8000 km secara keseluruhan telah dimanfaatkan oleh clandestini menjadi pintu gerbang mereka memasuki negara negara Uni Eropa lainnya seperti Jerman dan Perancis. Mengingat secara ekonomi, Italia dianggap kurang menjanjikan dibandingkan negara-negara Eropa Barat lainnya.

Masyarakat Italia menganggap bahwa kedatangan para imigran sudah mulai membanjir, mengingat dari tahun ke tahun sebelumnya kehidupan masyarakat Italia selalu diwarnai lingkungan yang homogen sebagai Katolik, Italia belum pernah mendapat ekspansi Muslim sebelumnya dalam sejarah, seperti Spanyol misalnya.

Saat ini Muslim di Eropa tercatat sebanyak 15 juta jiwa yang tersebar diseluruh Eropa. Perancis sendiri tercatat lebih dari 6 juta pendatang Muslim, sementara Jerman 1,5 juta jiwa dan Inggris sekitar 1 juta. Masyarakat Muslim di Italia hanya 1.4% dari jumlah penduduk Italia atau sekitar dibawah angka satu juta, angka ini dipandang lebih rendah dibandingkan dengan negara negara Uni Eropa utama lainnya dan masih lebih rendah dibandingkan angka yang tercatat di Italia antara pertengahan abad ke-9 dan abad ke-13 sebelum penghancuran benteng pertahanan Muslim di Puglia pada tahun 1300. Secara historis, selama abad pertengahan, Muslim di Italia banyak berkonsentrasi di daerah-daerah seperti Pulau Sicilia, Pulau Sardegna (Sardinia) dan selatan semenanjung Italia seperti Calabria dan Puglia.

Saat ini komposisi Muslim di Italia sudah menyebar di seluruh Italia yaitu sekitar 55% Muslim berdiam di Utara (Bologna, Torino dan Milano) 25% di tengah (Roma dan sekitarnya) dan hanya 20% di Selatan (Napoli, Sicilia, Sardegna dan Puglia).

Perlu digarisbawahi bahwa meskipun stereotype “Invasi Muslim” ini porsi imigrannya lebih rendah dibanding tahun tahun awalnya, sebagaimana dilaporkan dalam data statistik dan Teolog Kristen Caritas yaitu Muslim dalam skala imigran baru, menurun menjadi 50% pada abad ke-19 (khususnya Albania dan Maroko) dan menjadi 25% pada dekade berikutnya. Nampaknya para pendatang dari Rumania, Moldovia dan Ukraina menempati urutan terdepan dalam gelombang imigrasi terakhir.

Komunitas Muslim lokal belum menunjukkan dampak yang signifikan terhadap kehidupan publik, namun agaknya terdapat tanda tanda akan mengalami perubahan.

Masjid di Roma saat ini merupakan masjid terbesar di Eropa yang dibangun tahun 1995 yang menandakan bahwa Italia sangat serius meningkatkan agama dan budaya yang berbeda. Masjid megah ini juga merupakan simbol impresif mengenai keberadaan Islam yang permanen di Italia dengan menempati lahan sekitar 300.000 meter persegi yang merupakan hibah dari Pemerintah Kota Roma (Comune di Roma). Dengan 16 kubah dan menara setinggi 130 kaki, Masjid ini dibangun menelan biaya sekitar 50.000 juta dollar didanai oleh Saudi Arabia dan beberapa negara muslim lainnya termasuk Indonesia.

Dua tahun lalu menurut Homer Bautdinov, seorang peneliti dari Gereja Orthodox Rusia mengatakan bahwa kemajuan secara signifikan terjadi yaitu berkumpulnya komunitas Muslim yang bervariasi telah membentuk suatu Dewan Islam Italia (The Islamic Council of Italy). Tugas utama dari Dewan tersebut adalah menyiapkan suatu agreement dengan otoritas setempat yang bertujuan mengakomodasi keinginan Muslim Italia tersebut. Ketentuan itu tentu saja masih mengikuti Hukum Italia mengingat konstitusi Republik Italia juga menjamin terciptanya kebebasan beragama di Italia. Pada pasal delapan menyebutkan bahwa semua denominasi agama adalah sejajar dibawah hukum. Yang dimaksud dengan denominasi adalah agama lain selain Katolik yang dianggap mempunyai hak yang sama untuk mendirikan organisasi berdasarkan ketentuan ketentuan yang berlaku dengan catatan tidak bertentangan dengan Hukum Italia beserta peraturan peraturannya. Hubungannya dengan negara ditentukan dengan hukum dan berdasarkan agreeement dengan organisasi yang diwakilinya.

Namun, menurut Claudio Holzer, seorang pengamat Ilmu Politik yang melakukan riset yang didukung oleh International Institute, agaknya menilai bahwa pendatang Muslim masih harus memperjuangkan minimnya ruang gerak antara xenophobia (sikap tidak suka dengan kaum pendatang) dan toleransi untuk membentuk komunitas, melaksanakan ibadah dan berintegrasi dengan masyarakat Italia tanpa harus meninggalkan identitas etnis dan agama kaum pendatang ini. Kepada otoritas setempat Muslim di Italia juga meminta agar diberikan hak pembelajaran dan pengenalan Al Quran di sekolah-sekolah, persamaan hak agar sekolah-sekolah Muslim dengan institusi lainnya, persetujuan agar wanita berjilbab tetap mengenakan jilbab untuk penggunaan foto kartu identitas atau dokumen lainnya, Ijin agar Muslim diliburkan pada saat Hari Raya Idul Adha, dibebaskan dari pekerjaan ketika menjalankan ibadah shalat Jumat, ijin untuk melaksanakan ibadah shalat pada waktu bekerja dan melaksanakan ritual pernikahan secara Islam.

Meskipun tidak banyak, tingkat kesulitan dan tantangan yang dihadapi, keberadaan mereka dianggap kurang signifikan. Secara tradisional Italia adalah pengekspor tenaga kerja, namun diluar dugaan Italia dikejutkan dengan membanjirnya imigran dari Afrika. Nampaknya dalam dekade terakhir muncul reaksi yang beragam, baik dari unsur pemerintah terhadap kebijakan imigrasi dan integrasinya, sosial masyarakat dan misi relawan gereja Katolik untuk menyediakan makanan dan pelayanan kesejahteran.

Di lain pihak masyarakat Italia bereaksi apatis dan cenderung tidak toleran. Namun agaknya tidak dipungkiri bahwasanya imigran semakin tidak terbendung, sehingga muncul sikap-sikap xenophobia terhadap khususnya terhadap kerawanan tindak kejahatan yang dilakukan oleh kaum pendatang ini. Agaknya partai politik konservatif yang cenderung memunculkan gerakan neo-fascist justru mendapat dukungan dari kalangan yang lebih luas dalam pemilihan umum terakhir ini.
moschea


Kaum Muslim Pendatang telah menanggapi ambivalensi penerimaan ini dengan mengadakan pencarian dukungan dari komunitas religius dan etnik di antara mereka. Hal ini dikarenakan untuk mendirikan tempat ibadah mereka cukup memerlukan organisasi dan ruangan yang minim sehingga mereka tidak terlalu susah untuk membentuk focal point bagi usaha-usaha pembangunan komunitas mereka. Beberapa masjid di Italia banyak didirikan di garasi-garasi bangunan yang tidak dipakai lagi, bahkan ada yang terdapat di ruang bawah tanah geraja Katolik. Dengan penyediaan tempat seperti itu, para pedatang Muslim dapat berinteraksi serta bertukar pengalaman dan informasi serta melaksanakan ibadah. Dengan cara inilah mereka mengembangkan dasar sebagai Komunitas Muslim di Italia bahkan di Eropa.

Menurut satistik yang dipublikasikan oleh harian Il Giornale, Milan, saat ini di Milano dan Roma terdapat sekitar 350 masjid dan rumah-rumah pertemuan untuk kaum Muslim, meskipun hanya sepertiga saja yang layak disebut masjid dan sangat sedikit yang benar-bener mempunyai kubah dan menara.

Komunitas seperti ini bagi para imigran Muslim yang tinggal disekitar masjid-masjid kecil ini sangat tidak mudah untuk mendapatkan pekerjaan bagi mereka. Bahkan para pendatang ini berpindah dari satu kota ke kota lainnya sebagai pedagang asongan. Hanya sedikit saja yang memperoleh lapangan kerja yang stabil dan mapan seperti di perusahaan perusahaan dan hotel. Meskipun pemerintah lokal dan organisasi Katolik berupaya menyediakan tempat penampungan, namun kehidupan mereka sangat menyedihkan karena mereka tinggal berdesak-desakan dalam sebuah apartemen. Salah satu contoh sebagaimana yang dilaporkan di Torino, sebanyak 120 pendatang asal Senegal sharing dalam sebuah rumah yang berkamar 10 dan di Roma ribuan imigran tidur di dalam bangunan yang tidak terurus.

Meskipun laporan seperti ini sering muncul di media, pemerintah daerah dan pusat Italia terkesan bereaksi lambat dan sporadik. Dengan dalih usaha-usaha menghentikan jurang pemisah, terutama bagi para pendatang yang hidup dalam kondisi yang berdesak desakan dalam sebuah bangunan. Otoritas setempat bahkan mengusir kaum imigran ini dengan tanpa menyediakan penampungan alternatif. Tidak heran apabila mereka berada di stasiun kereta seperti di Termini (Stasiun Pusat Kota Roma) misalnya, di lorong lorong metro (subway) atau menempati bangunan bangunan yang tidak berpenghuni.

Namun demikian, Pemerintah Italia berusaha meningkatkan taraf hidup para imigran. Hukum Amnesty tahun 1990 sebagai contoh Amnesty memberikan 150.000 imigran gelap ijin kerja, pelayanan medis dan subsidi perumahan. Demikian juga terhadap Muslim, semenjak diberlakukannya hukum Amnesty banyak bermunculan masjid-masjid baru di banyak tempat di Italia. Stefano Allievi, Sarjana peneliti dari Belgia dan Fellice Dasseto memperkirakan munculnya masjid baru akan terjadi kenaikan tiga kali lipat dari sebelumnya, demikian juga dengan pedagang pedangan yang menjual daging halal dan sekolah sekolah Al Quran.

Keberhasilan tersebut agaknya mendorong kaum pendatang Muslim ini untuk berusaha mengekspresikan keinginan sosial dan politiknya seperti mengajukan petisi dan surat kepada pemerintah setempat untuk pengadaan tanah yang dipergunakan sebagai makam Islam, mendirikan masjid dan konsesi serupa lainnya. Harian Kota Roma melaporkan bahwa pemerintah kota sedang mempertimbangkan dibukanya tiga tempat untuk konsentrasi kelompok pendatang tersebut.

Akan tetapi sikap xenophobia Masyarakat Italia sendiri terhadap kaum pendatang Muslim ini menunjukkan sikap semakin tajam. Berdasarkan responden yang dihimpun menunjukkan bahwa kekhawatiran dari tahun ke tahun semakin meningkat. Terlebih lagi kekhawatiran akan Fundamentalisme merebak ke seluruh Italia. Masjid Roma pada awal pembukaanya oleh Giulio Ferrari, pemimpin Lega Lombardia (the Northern League) dalam konferensi persnya mengatakan akan menjadi markas besar ekspansi Muslim di Eropa. Pernyataan ini jelas membuat wakil-wakil dari Katolik Konservatif khawatir, mengingat basis umat Katolik justru berada di Kota Vatikan yang terletak di Kota Roma.

Namun demikian bahwa kekhawatiran terhadap Fundamentalisme sedikit terungkap dengan ditangkapnya organisasi Algeria di Napoli dan organisasi Mesir yang berbasis di Milano telah dilaporkan mempunyai jaringan kelompok teroris di sejumlah negara. Mereka ditahan dan dijatuhi hukuman atas perencanaan kegitan teroris di negara mereka maupun di Eropa.

Kesenjangan di utara dan selatan perairan Mediterania inilah mengapa disinyalir membanjirnya kaum pendatang Muslim ini berpindah ke Eropa. Saat ini Pemerintah Italia lebih memperketat arus jajaran keimigrasiannya untuk mencegah arus masuknya pendatang yang tidak diinginkan ke Italia.

Pemerintah Italia maupun Masyarakat Italia yang bersikap apatis dan xenophopia terhadap integritas minoritas Muslim dari Afrika Utara, Timur Tengah dan negara negara Islam lainnya, hendaknya menyadari bahwa Islam tidak selalu identik dengan radikalisme dan fundamentalisme. Saat ini pendatang Muslim sudah menjadi bagian dari Masyarakat di Italia dan mau tidak mau Pemerintah dan Masyarakat Italia hendaknya dapat menerima keberadaan pendatang Muslim ini, bukan dengan cara memusuhi tetapi perlu adanya dialog dan kerjasama untuk memecahkan permasalahan.

Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Muslim, menurut data resmi terakhir Konsuler KBRI Roma Bulan Oktober 2006, masyarakat Indonesia tercatat sekitar 1.079 jiwa yang tinggal di Italia, Malta dan Cyprus. Meskipun demikian, tidak semuanya dapat dikatakan sebagai imigran, mengingat angka ini termasuk pelajar/mahasiswa dan mix-couple. Angka tersebut masih menunjukkan angka yang kecil dibandingkan jumlah imigran dari beberapa negara Islam lainnya seperti Maroko, Bangladesh dan Albania.