Ada satu mitos yang berlaku hingga sekarang, bahwa pemain dengan nomor punggung 11 kebanyakan tidak sukses bermain di klub ini, walaupun datang berstatus pemain bintang sekalipun. Setidaknya mitos ini semakin ramai diperbincangkan sejak awal milenium. Berikut adalah para pemainnya...
Rivaldo:
Rivaldo datang ke Milan dengan status bintang Piala Dunia 2002. Di Barcelona, Rivaldo adalah superstar. Kepindahan Rivaldo ke Milan menjadi berita besar. Rivaldo menjadi pemain dengan gaji tertinggi di klub saat itu. Namun apa yang diberikan Rivaldo? Sepanjang musim, di Serie A Rivaldo hanya menceploskan 5 gol. Tak pelak, pembelian Rivaldo menjadi kegagalan Milan.
Alberto Gilardino:
Walaupun tak bisa dibilang gagal, Gilardino juga tidak bisa disebut sukses. Gilardino gagal menunjukkan ketajamannya saat memperkuat Parma, yang mencetak 24 gol berturut-turut selama 2 musim. Di Milan, Gilardino menjadi tumpul. Ekspektasi tinggi publik akan gol-golnya tidak terbayar. Kalaupun mencetak gol, jarang sekali gol Gilardino merupakan gol penentu. Gilardino tidak mampu mejadi tumpuan utama penyerangan Il Rossoneri
Marco Boriello:
Setelah hijrahnya Gilardino ke Fiorentina, Boriello menjadi pemilik nomor ini. Boriello pulang ke Milan setelah selama semusim sebelumnya dipinjamkan ke Genoa. Di Genoa Boriello sangat tajam dan sering menjadi penentu kemenangan Genoa. Namun semuanya hilang di Milan. Boriello justru sering berkutat dengan cedera demi cedera yang terus menimpanya. Setelah mengganti nomor menjadi 22 pada awal musim 2009/10, barulah Boriello bisa menemukan kembali ketajaman dan keganasannya di depan gawang.
Klaas Jan Huntelaar:
Kepergian Kaka ke Real Madrid membawa duka. Hasil ujicoba pra musim menegaskan bahwa Milan benar-benar membutuhkan striker baru dan muda mengingat umur Filippo Inzaghi yang semakin uzur. Datanglah Huntelaar. Harapan tinggi disandarkan di pundak Huntelaar. Namun yang terjadi, Huntelaar justru sering menjadi penghangat bangku cadangan Milan, karena tak kunjung mencetak gol dalam 13 pertandingan awal Liga Italia. Huntelaar pun dapat dikatakan gagal di musim pertamanya di Milan.
Jose Mari:
Jose Mari, pemain kelahiran Spanyol bermain sangat baik ketika berseragam Atletico Madrid. Milan pun tak ragu mengeluarkan duit 10 juta pounds untuk melihat aksi-aksinya di depan gawang. Namun yang terjadi, Jose Mari hanya menceploskan 5 gol dari 52 penampilannya di Milan sepanjang musim 2000-2001. Hanya bertahan semusim di Milan, Jose Mari "dipulangkan" ke Atletico Madrid karena tidak tajam.
Hernan Crespo:
Mungkin banyak pertanyaan mengenai Hernan Crespo yang tidak dimasukkan ke dalam daftar para pemain yang kurang beruntung di atas. Hal ini tidak lain karena selama semusim bermain di Milan pada musim 2004/2005, status Hernan Crespo bukanlah pemain Milan karena secara kontrak, Crespo masih terikat dengan Chelsea dan datang ke Milan dengan status pemain pinjaman. Walaupun begitu, performa Crespo layak diacungi jempol karena bermain sepenuh hati di Milan. Performa terbaik Crespo adalah di Liga Champions, terutama saat menyingkirkan Manchester United di perempat final dan pada partai final melawan Liverpool. Syangnya Milan kemudian kehilangan konsentrasi sehingga akhirnya dikalahkan melalui adu penalti.
Zlatan Ibrahimovic:
Saga transfer terbesar 2010 akhirnya terwujud. Milan berhasi merekrut mantan striker Inter Milan, Zlatan Ibrahimovic. Meskipun dengan status pinjaman, Ibra meningkatkan harapan milanisti akan datangnya gelar yang sudah lama tidak didapatkan. Kehadiran Ibra yang kemudian disusul Robinho menaikkan level Milan yang kini berstatus sebagai kandidat serius peraih scudetto 2010/2011.
ManTAp
BalasHapusSAljumaWELO,mIlaNISty