Minggu, 02 Januari 2011

TIMNAS Indonesia


PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo. Beliau menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman pada tahun 1927 dan kembali ke tanah air pada tahun 1928. Ketika kembali ke tanah air Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan Belanda “Sizten en Lausada” yang berpusat di Yogyakarta. Disana ia merupakan satu – satunya orang Indonesia yang duduk dalam jajaran petinggi perusahaan konstruksi yang besar itu. Akan tetapi, didorong oleh jiwa nasionalis yang tinggi Soeratin mundur dari perusahaan tersebut. Soeratin dihadapkan pada posisi, "mundur dari perusahaan, atau tinggalkan PSSI". Hal ini tentu menguji jiwa nasionalisme. Soeratin akan kehilangan 1000 gulden per bulan dan kehilangan mata pencaharian serta kesulitan keuangan apabila masih mengurus PSSI. Namun yang terjadi, Soeratin tetap memilih kecintaannya kepada bangsa dan tetap mundur demi memfokuskan daya dan pikirannya di PSSI.

Soeratin rajin mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh sepak bola di Solo, Yogyakarta, dan Bandung. Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi secara diam-diam untuk menghindari sergapan Polisi Belanda (PID). Kemudian, ketika mengadakan pertemuan di hotel kecil Binnenhof di Jalan Kramat 17, Jakarta, Soeri, ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta), dan juga pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah organisasi sepak bola nasional. Semua pertemuan dilaksanakan secara rahasia dan seringkali menggunakan kurir dalam menyampaikan pesan.

Akhirnya, pada tanggal
19 April 1930, berkumpullah wakil dari 7 Organisasi Sepak Bola yang ada dalam negeri dalam suatu pertemuan bersejarah. Dari pertemuan tersebut, diambillah keputusan untuk mendirikan PSSI, singkatan dari Persatoean Sepak Raga Seloeroeh Indonesia. Nama PSSI lalu diubah dalam kongres PSSI di Solo pada tahun 1930 menjadi Persatuan sepak bola Seluruh Indonesia sekaligus menetapkan Ir. Soeratin sebagai ketua umumnya.
Indonesia ternyata pernah mempunyai timnas yang tangguh pada masa awal berdiri, tepatnya setelah PSSI berdiri pada tahun 1950. Hari bersejarah itu terjadi pada tanggal 2 September 1950. Pada hari itu diadakannya kongres PSSI di semarang. Kongres tersebut yang melatar belakangi lahirnya timnas Indonesia. Lahirnya timnas ini mengobati rindunya para anak bangsa untuk mempunyai sebuah tim nasional setelah Indonesia Merdeka. Sejak mengikuti piala dunia 1938 – walaupun statusnya masih Tim Hindia Belanda – Indonesia belum lagi memiliki timnas.

Setahun setelahnya, akhirnya timnas perdana Indonesia dibentuk untuk mengikuti Asian Games yang pertama di New Delhi, India. Timnas berangkat ke India bisa dibilang hanya bermodal semangat saja karena nyaris tidak ada bekal finansial karena Indonesia pada saat itu baru 1,5 tahun terlepas dari revolusi fisik. Dengan bekal yang minim tersebut, Indonesia langsung kalah telak dari India 0-3 di laga pertama. Namun, timnas tidak perlu merasa malu akibat kalah pada pertandingan pertama. Penampilan timnas saat itu mengundang decak kagum para penonton karena timnas sangat merepotkan lawan.

Setelah itu, PSSI memutuskan lawatan ke Singapura sebagai tujuan timnas berikutnya. Timnas berangkat dengan kondisi yang memprihatinkan, para punggawa timnas hanya membawa dua pasang seragam dan setibanya di Singapura, timnas diinapkan di Gedung Pertemuan Masyarakat Indonesia di Singapura. Mereka tidur di lantai dengan hanya beralaskan tikar dan harus kedinginan di malam hari karena angin.

Para pemain tidak mengeluh dengan kondisi tersebut, semangat mereka terus menggelora. Dan dengan semangat tersebut, timnas mencatatkan hasil diluar perkiraan orang-orang. Di pertandingan pertama melawan SAFA – yang merupakan juara Singapura, walaupun disepelekan dan diremehkan semangat timnas tidak berkurang. Para pendukung SAFA yang sebelumnya meremehkan timnas hanya bisa terdiam saat melihat pada papan skor yang menunjukkan skor akhir 7-0 untuk Indonesia.
Hasil tersebut membuat singapura gempar. Media-media Singapura memakai pertandingan tersebut sebagai berita utama dan menyebut telah lahir raksasa baru di kancah sepakbola Asia.

Di pertandingan selanjutnya, giliran Singapore A yang dilindas timnas dengan skor 4-0. Timnas sempat tertahan seri oleh Combined Service 0-0, tapi di pertandingan selanjutnya timnas kembali menang besar 4-1 ketika menghadapi Cobined Singapore. Sayang, di partai terakhir Indonesia kembali tertahan imbang oleh Combined Chinese. Walaupun begitu Indonesia membawa banyak pujian dari media setempat. Seperti Singapur Free Press yang menulis, “the biggest crowd for a football match this session!”.

Sejarah timnas tersebut harus dapat dijadikan pelajaran untuk timnas sekarang. Dengan kondisi yang jauh jika dibandingkan dengan kondisi timnas saat ini, mereka dapat mengharumkan nama Indonesia di mancanegara. Hanya dengan semangat dan keinginan untuk mengharumkan nama bangsa, mereka bisa melakukannya. Semoga semangat mereka bisa menjadi contoh bagi timnas Indonesia saat ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar